A. JENIS-JENIS PARAGRAF
1. Berdasarkan Letak Gagasan Utamanya
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah
paragraf yang letak gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama
atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama.
Contoh:
Satu-satunya bidang pembangunan yang
tidak mengalami imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian.Misalnya,
perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula
perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkenal kebakaran sepanjang
tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen.secara umum, kontribusi dari
sektor-sektor pertanian terhadap produk domestic bruto (PDB) meningkat dari
18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa
sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.
b. Paragraf Induktif
Paragraf
induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf.
Mula-mula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uraian. Kemudian dari
fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Baik
di Indonesia maupun di negaranya sendiri, Shin-chan tiak dianggap sebagai role
model yang baik untuk anak-anak. Protes pun bermunculan. Ruang surat pembaca di
Koran-koran dipenuhi dengan keberatan para orangtua terhadap komik yang laris
manis itu. Umumnya surat
itu datang dari kalangan ibu. Menurut mereka dalam suratnya, kelakuan negatif
Shin-chan ternyata diikuti oleh anak-anak. Shin-chan,
dimata para orang tua Indonesia,
adalah setan kecil penebar virus.
c. Paragraf
Campuran
Paragraf
campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan
kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Dalam hal ini
kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama
dengan sedikit tekanan atau variasi.
Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia
memfokuskan diri pada sektor agrobisnis, tidak ada negara lain yang mampu
menandingi kita. Agar reformasi tersebut dapat terjadi, yang over
valued harus dihindari. Memang, krisis ekonomi yang sedang berlangsung, telah
mengoreksi nilai tukar kita. Dalam hal ini, pemerintah tidak perlu memaksa
rupiah menguat, tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Yang
perlu dilakukan adalah menyeseuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan
mendorong industri-industri yang mampu survive pada niali tukar yang ada, yakni
sektor agrobisnis. Bagi sektor agrobisnis, semakin melemah rupiah asal stabil,
akan semakin baik. Apabila sektor ini
sudah berjalan dengan baik, tidak mustahil negara kita akan menjadi salah satu
negara yang ekonominya tertangguh di dunia.
2. Berdasarkan Tujuannya
a. Paragraf Narasi
Paragraf
narasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian itu. Dalam
paragraf narasi kita akan menemukan tiga unsur utama sebagai bahannya. Pertama,
adanya tokoh-tokoh; kedua kejadian, dan ketiga adanya latar belakang atau ruang
dan waktu.
Contoh:
Setibanya
di puncak tangga, dengan sangat perlahan, ia berjalan ke tengah-tengah jembatan
lalu menaiki pagar pengamannya. Sesaat perhatiannya tercuri oleh gelak tawa
pemuda-emuda yang sedang nongkrong. Akan tetapi, gelak tawa bukan lagi hal yang
menyenangkan baginya. Mati, hanya kata itu yang kini punya arti.
b. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan
sebuah objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri bjek
yang digambarkan itu. Paragraf ini menggambarkan sesuatu hal dengan kata-kata
secara jelas dan terperinci. Hal yang digambarkan bisa tentang keindahan alam,
keadaan jasmani, watak, atau perasaan seseorang.
Contoh:
Ketika itu saya berada dalam sebuah
ruangan berukuran enam kali delapan meter. Dalam ruangan itu terdapat dua
tempat tidur kecil dan satu kamar mandi. Tidak banyak benda dalam ruangan itu,
hanya sebuah meja kecil dengan ukurannya yang indah dan dipasangkan dengan
kursi yang tertata rapi. Saya ketika itu berada dalam kamar penginapan. Kamar
yang berwarna biru muda memberikan ras sejuk dalam udara pantai yang begitu
panas (“Pantai”, Popy Susilawati).
c. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan
sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi
dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.
Contoh:
Sementara itu, Sri Hindayarti Dahana
mengungkapkan, anggaran pendidikan yang disiapkan Pemprov NAD dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2002 tergolong besar, yaitu sebesar
Rp. 705,7 miliar atau sekitar 44,9 persen dari total APBD NAD yang mencapai Rp.
1,57 triliun. Di pihak lain, ia menyoroti kecilnya anggaran yang disiapkan
Pemprov NAD untuk masalah ketenagakerjaan yang hanya 0,1 persen atau sebesar
Rp. 2,3 miliar.
d. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan
alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Tujuannya, untuk
meyakinkan. Tujuannya, untuk meyakinkan pembaca sehingga mereka membenarkan
pendapat, sikap, dan keyakinan kita.
Contoh:
Kalau melihat persiapan yang efektif
hanya enam bulan, memang sulit jika atlet Indonesia harus bisa mendulang
mendali lebih banyak. Vietnam yang berambisi membuat sejarah menjadi juara umum
di hadapan masyarakat sendiri, sudah melakukan persiapan hamper dua tahun.
Pemeritnah Vietnam
menganggarkan dana mencapai miliaran agar mereka bisa menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Keikutsertaan mereak pada Asia Games 2002 Busan tak lain sebagai ajang pemanatauan
prestasi Atlet setelah mendapat pembinaan sejak satu tahun sebelumnya. Oleh
karena itu, wajar jika Vietnam
sekarang mampu menjadi yang terbaik di ASEAN. Adapun Thailand, persiapan mereka
hampir satu tahun, Atlet Thailand yang selama ini dianggap sebagai kekuatan
olahraga di ASEAN, tak berdaya menghadapi atlet Vietnam.
e. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk
mempengaruhi, menghimbau, membujuk, atau merayu pembaca, sehingga ia tergiur
atau terpengaruh untuk mengikuti keinginan penulis.
Contoh:
Apa yang bisa kita lakukan dalam
mengatasi kemiskinan? Banyak! Kita bisa mulai dari komunitas kita. Diskusikan
bagaimana kemiskinan telah merampas hak-hak kita untuk mendapat pendidikan,
kesehatan yang layak, dan akses lainnya. Bangun solidaritas bersama, rancang
aksi-aksi yang bisa dilakukan. Intinya adalah suarakan keinginan kita. Cari
peluang dan media di mana suara kita dapat didengarkan oleh semua pihak bahwa
kemiskinan harus dihentikan dan kita siap terlibat.